ANALISIS JURNAL
TEKNIK SIPIL
BIDANG KONSTRUKSI
Ø JURNAL 1
Judul : Analisis Keruntuhan Bangunan Indutri
Pada Saat Proses Konstruksi
Penulis :
Layalia Lathifah, Wisnumurti, M.Taufik Hidayat
Link Jurnal : http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/310/272
Penjelasan
Jurnal
“Konstruksi adalah
susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain
sebagainya)”, selain itu konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana
maupun prasarana. Konstruksi juga dapat didefinisikan sebagai objek keseluruhan
bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Beberapa definisi konstruksi
berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar : proses, bangunan, kegiatan,
bahasa dan perencanaan. Kegagalan konstruksi terjadi karena beberapa penyebab
antara lain : banyaknya pihak yang terlibat, proses pelaksanaan yang unik,
serta kondisi alam. Akibatnya, penyebab tersebut dapat menimbulkan permasalahan
teknis maupun permasalahan non-teknis.
Struktur Baja Beberapa
keuntungan dari baja sebagai bahan struktur adalah memiliki kekuatan tinggi,
keseragaman, elastisitas, permanen, daktilitas, liat (Toughness) Baja strukur
merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar.
Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja
bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan
pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai
beberapa kelemahan atau kekurangan, antara lain adalah biaya pemeliharaan,
biaya perlindungan terhadap kebakaran, rentan terhadap buckling, fatik,
keruntuhan getas.
Abstrak
Pada bagian abstrak,
penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian
abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin menjelaskan
penyebab kegagalan pada saat proses konstruksi diantaranya adalah dengan belum
terpasangnya semua bagian secara lengkap, mengakibatkan kestabilan struktur
terganggu. Beracuan pada grafik hubungan tegangan-regangan baja, dimana adanya
tegangan ijin, leleh dan batas.
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan
pembahasan, penulis membuat analisis data dengan jelas beserta metode
perhitungannya. Hasil dan Pembahasan Penulis membuat dua hipotesis yang
memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya bangunan saat proses konstruksi.
Hipotesis tersebut antara lain adalah beban berlebih yang menyebabkan kekuatan
struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan fraktur/putus atau
lendutan yang besar, atau ada beban aktual yang tidak diperhitungkan dalam
perencanaan.
Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan,
penulis membahas apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan kosntruksi, salah
satunya bangunan industri tersebut masih dalam proses konstruksi dengan belum
terpasangnya semua bagian secara lengkap, mengakibatkan kestabilan struktur
terganggu. Beracuan pada grafik hubungan tegangan-regangan baja, dimana adanya
tegangan ijin, leleh dan batas. Dari data tersebut dapat diketahui berapa besar
beban yang bekerja sehingga dapat merobohkan bangunan.
Kelebihan
¨ Penulis
menambahkan tabel pada setiap perhitungannya, sehingga perhitungan jurnal cukup
cukup jelas dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perhitungan yang dilakukan penulis.
¨ Penulis
menambahkan contoh perhitungan disetiap analisisnya, sehingga memudahkan
pembaca untuk lebih mengerti..
Kekurangan
¨ Pada
bagian kesimpulan, penulis kurang membahas lebih lanjut mengenai penyebab
keruntuhan sehingga penjelasan yang ada lebih kepada penjelasan-penjelasan umum
mengenai sifat baja. Penulis hanya menjelaskan bahwa penyebab keruntuhan adalah
karena adanya beban angin yang besar pada saat pembangunan sedang berjalan.
Ø JURNAL 2
Judul : Analisis Wilayah Tergenang dan
Perilaku Banjir pada Simulasi Kegagalan Bendungan
Ciawi
Penulis : Dandi Wirustyastuko, Joko Nugroho
Link Jurnal : http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/2850/1437
Penjelasan
Jurnal
Banjir adalah peristiwa
yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan
banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada
daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh
volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.
Bendungan selain dapat
berperan sebagai faktor yang dapat meningkatkan kemampuan (capacity) dalam
menurunkan resiko terhadap bencana, bendungan dapat pula menjadi sebuah faktor
ancaman bencana (hazard) baru. Bencana banjir besar dapat menjadi sebuah
bencana baru bila sebuah bendungan mengalami keruntuhan. Air yang tertampung
oleh bendungan akan mengalir menuju hilir bendungan dengan karateristik debit
yang sangat besar serta kecepatan yang tinggi. Bila kapasistas tampung alur
sungai tidak mampu menampung aliran maka air akan meluap ke arah kanan dan kiri
dari alur sungai dan dapat menggenangi daerah hilir bendungan yang umumnya
padat penduduk.
Abstrak
Pada bagian abstrak,
penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian
abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin menyajikan
hasil analisis wilayah yang berpotensi terkena genangan banjir apabila
Bendungan Ciawi mengalami kegagalan dan membuat peta daerah bahaya bencana
banjir. Analisis wilayah tergenang dan perilaku banjir dalam studi ini
menerapkan program ZhongXing HY-21 untuk membuat hidrograf aliran keluar dari
bendungan, menganalisis tinggi genangan dan cepat rambatan banjir serta
mengetahui sebaran wilayah yang terkena genangan.
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan
pembahasan, penulis membuat analisis data yaitu analisis hidrologi, analisis
spasial, analisis kerusakan bangunan, analisis penelusuran hidronamik banjir,
analisis sebaran wilayah genangan dan resiko, analisis luas area dan genangan,
analisis resiko genangan. Penulis dengan rinci menjelaskan dengan seksama
analisis penyebab banjir sehingga dapat diketahui seberapa besar resiko wilayah
yang terkena dampak banjir.
Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis
dengan jelas menyimpulkan hasil jumlah wilayah yang terkena dampak genangan
pada skenario kasus overtopping ; piping dengan inflow ; dan piping tanpa
inflow untuk masing – masing kasus adalah 21 Kecamatan dari 6 Kabupaten; 20
Kecamatan dari 6 Kabupaten; dan 9 Kecamatan dari 2 Kabupaten, total Penduduk
Terkena Resiko (Penris) Bencana terbesar untuk skenario kasus overtopping
diperkirakan sebanyak 7.80.321 jiwa atau sebanyak 1.56.064 KK, klasifikasi
bahaya bencana untuk daerah hilir Bendungan Ciawi secara umum termasuk dalam
kategori dengan nilai 3 (Tingkat Resiko Menengah) dan kategori Daerah Bahaya
Bencana 3 (tinggi genangan > 2 m), debit outflow maksimum pada saat terjadi
rekahan akibat keruntuhan Bendungan Ciawi untuk skenario kasus overtopping ;
piping dengan inflow ; dan piping tanpa inflow masing – masing adalah 31901,9 m
3 /s (pada waktu ±0,78 jam saat proses keruntuhan) ; 83690,9 m3 /s (pada waktu
±0,52 jam saat proses keruntuhan) ; dan 75503,2 m3 /s (pada waktu ±0,548 jam
saat proses keruntuhan).
Kelebihan
¨ Penulis
menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup
menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan
yang dilakukan penulis.
¨ Penulis
menambahkan gambar kontur dan gambar profil, sehingga tampilan jurnal cukup
menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan
yang dilakukan penulis.
Kekurangan
¨ Penulis
tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil
pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨ Kurang
lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan
penulisan jurnal.
Ø JURNAL 3
Judul :
Perencanaan Embung
Blorong Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
Penulis : Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria,
Sugiyanto dan HariBudieny
Penjelasan
Jurnal
Embung atau cekungan penampung
(retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung
suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang
terkait (sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah,
mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan di
musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.
Abstrak
Berdasarkan abstrak yang telah
dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa abstrak tersebut sesuai dengan permasalahan
yang ada yaitu kekurangan air pada puncak musim kemarau antara bulan September
sampai bulan Oktober. Data yang disajikan penulis sesuai dengan data yang
diberikan oleh stasiun pengamatan hujan wilayah DAS Embung Blorong.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan
penulis yaitu perhitungan debit banjir rencana yang digunakan adalah metode Hidrograf
Sintetik Satuan (HSS) Gama I dengan periode ulang 25 tahun Q25 503,756
m3/detik. Embung Blorong direncanakan dengan tinggi 19 meter
(elevasi +58 m) yang memiliki volume efektif tampungan 1.589.706 m3 dengan
bangunan pelimpah pada elevasi +53 m dan menggunakan kolam olakan USBR tipe IV.
Rencana Anggaran dan Biaya untuk pembuatan Embung Blorong sebesar Rp.
24.242.419.000,00.
Kesimpulan
Dari semua isi jurnal penulis sudah menjelaskan secara detail dari
tujuan jurnal tersebut. Dengan demikian, kesimpulan dari jurnal tersebut adalah
Embung Blorong dapat memberikan suplai air pada saat puncak musim kemarau yaitu
pada bulan September dan Oktober bagi Daerah Irigasi Kedung Pengilon, perhitungan
debit banjir rencana yang digunakan adalah metode Hidrograf Sintetik, satuan
(HSS) Gama I dengan periode ulang 25 tahun Q25 503,756 m3/detik, Embung Blorong
direncanakan dengan tinggi 19 meter (elevasi +58 m) yang memiliki volume
efektif tampungan 1.589.706 m3 dengan bangunan pelimpah pada elevasi +53m dan
menggunakan kolam olakan USBR tipe IV, rencana Anggaran dan Biaya untuk pembuatan
Embung Blorong sebesar Rp.24.242.419.000,00.
Kelebihan
¨ Penulis
menggunakan bahasa penulisan yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Kekurangan
¨ Kurang lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.
Ø JURNAL 4
Judul : Pengaruh Rasio Tulangan Bambu
Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang
Bambu Dengan Campuran Serat Bambu Dan
Agregat Kasar Batu Apung
Penulis : Muhammad Faizal, Sri Murni Dewi,
Christin Remayanti N
Link Jurnal : http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts
Penjelasan
Jurnal
Bambu merupakan suatu
bahan bangunan yang diperoleh dari hasil penebangan rumpun-rumpun bambu di
hutan rimba alami atau hasil budidaya. Diametersdfdan ukuran panjang batang
tergantung dari jenis bambu yang dapat tumbuh hampir di seluruh daerah
Indonesia. Secara botani12bambu adalah jenis rumput-rumputan monokotil yang
tumbuh liar merumpun dan meraksasa. Sifat mekanika!bambu yaitu modulus
elastisitas berkisar (2,38-10,10) GPa, kuat tekansdfsejajar serat berkisar
(29,33- 58,43)MPa, kuat tarik sejajarsdarah serat berkisar (115,3-309,3)MPa,
kuat lentur bambu berkisar (12,83-66,3) MPa,dkuat geser berkisar (3,95-6,14)
MPa, dan kuat belah berkisar (4,14-5,82) MPa.
Balok merupakan elemena struktur
yang identik menahan lentur. Komponenkomponensdbalok beton bertulang yang
berperan dalam menahan lentur yaitu teganganrtbeton, dan tegangan tulangan baja.
Abstrak
Pada bagian abstrak,
penulis sudah cukup jelas dalam menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian
yang dilakukan oleh sang penulis. Penulis melakukan penelitian dengan maksud
menentukan apakah rasio tulangan bambu berpengaruh terhadap kuat lentur balok
beton bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung.
Sedangkan tujuan dari sang penulis berharap bahwa mereka dapat menciptakan
suatu inovasi baru untuk rumah tahan gempa demi kemajuan teknologi dibidang
teknik sipil.
Hasil dan Pembahasan
Penulis membuat suatu
inovasi dalam campuran beton ringan untuk membuat rumah tahan gempa karena
semakin ringan suatu beton akan berpengaruh terhadap gaya gempa yang terjadi.
Campuran beton ringan yang digunakan ialah batu apung sebagai agregat kasarnya,
serat bambu sebagai campuran beton, dan bambu sebagai tulangannya untuk mengetahui
kuat lentur antara pengaruh rasio tulangan bambu terhadap kuat lentur balok
beton bertulang bambu. Dari percobaan yang telah dilakukan oleh penulis
didapatkan rasio tulangan bambu dapat meningkatan beban maksimum balok, namun
tidak signifikan karena hanya 10,7% - 11,4% dan rasio tulangan bambu 1,5% dapat
menurunkan lendutan yang terjadi pada benda uji balok saat kondisi elastis
sebesar 17,5% - 39,4%, serta meningkatkan kekakuan sebesar 18,5 % - 62,9%.
Nilai rata - rata lendutan dan kekakuan pada kondisi elastis yang dapat ditahan
oleh balok dengan rasio tulangan bambu 1,5% sebesar 0,27 mm dan 793,87 kg/mm.
Berdasarkan analisis dan
perhitungan ulang yang telah dilakukan baik perhitungan, data maupun grafik
dari hasil perhitungan tidak ditemukan suatu kesalahan. Itu berarti pengujian
yang dilakukan oleh sang penulis sudah sesuai dengan penulisan tersebut.
Kesimpulan
Dari semua isi jurnal
penulis sudah menjelaskan secara detail dari tujuan percobaan tersebut. Dengan
demikian, bila suatu jenis tanah lempung ekspansif di campurkan dengan bahan
adiktif akan mempengaruhi peningkatan nilai daya dukung tanah. Semakin besar jarak
antar kolom, nilai daya dukung semakin menurun. Sedangkan, semakin besar
panjang kolom, nilai daya dukung semakin meningkat.
Kelebihan
¨ Penulis
menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan
yang dilakukan penulis.
¨ Penulis
menggunakan bahasa penulisan yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Kekurangan
¨ Penulis
tidak mengecek kembali jurnal, sehingga banyak beberapa kata yang salah
penulisan.
¨ Penulis
tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨ Kurang lengkapnya
format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.
Ø JURNAL 5
Judul : Pengaruh Lebar Pondasi dan Jarak
Lapis Geogrid ke Pondasi Terhadap Daya Dukung Tanah Pasir pada Pondasi
Menerus
Penulis : Muhammad Satria Bayu Aji, Arief
Rachmansyah, As’ad Munawir
Penjelasan
Jurnal
Geogrid adalah bahan
Geosynthetic yang digunakan untuk memperkuat tanah. Geogrid biasanya digunakan
untuk memperkuat sebagai dinding penahan, serta subbases atau subsoils bawah
jalan atau bangunan. Sebagai pemisah tanah dibawah ketegangan. Dibandingkan
dengan tanah, geogrids kuat dalam ketegangan. Hal ini memungkinkan geogrid
mentransfer kekuatan untuk area yang lebih besar dari tanah untuk menghindari
hal buruk yang akan terjadi.
Dalam penelitiannya oleh
Nurly Gofar dan Bakrie Oemar (1990) juga pada penelitian Manfred R. Hausman
(1990)disimpulkan bahwa dasar dari pemakaian geogrid adalah pembentukan ikatan
antara bahan pengisi (tanah) dan elemen perkuatan geosintetis akibat terjadinya
gesekan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gesekan yang terjadi pada dasarnya
merupakan fungsi dari sifat bahan perkuatan atau geogrid itu sendiri dengan
besarnya butiran tanah.
Abstrak
Pada bagian abstrak,
penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian
abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin mengetahui
apa saja yang mempengaruhi kinerja geogrid agar dihasilkan peningkatan daya
dukung tanah yang maksimal. Dengan perbandingan berbagai variabel bebas dalam
perhitungan daya dukung tanah berupa variasi jarak geogrid ke pondasi dan
variasi lebar pondasi.
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan
pembahasan, penulis membuat perhitungan untuk mencari daya dukung tanah dan
membandingkan hasilnya dengan ketiga variabel bebas yang telah dikerjakan
sebelumnya. Selain membandingkan daya dukung tanah antar variabel bebas,
penulis juga menjelaskan mengenai perhitungan daya dukung tanah tanpa
perkuatan. Penjelasan mengenai daya dukung tanah dijelaskan secara terperinci
dan jelas, penulis juga melengkapi perhitungan dengan grafik yang menggambarkan
hubungan antara variabel bebas dengan daya dukung tanah. Sehingga pembaca dapat
dengan mudah melihat hasil perhitungan yang memiliki daya dukung tanah
terbesar.
Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis
menyimpulkan bahwa semakin lebar ukuran pondasi dan semakin besar jarak dari
geogrid ke pondasi maka daya dukung tanah yang dihasilkan akan semakin besar.
Sehingga dalam perhitungan ini daya dukung tanah terbesar adalah saat ukuran
lebar pondasi 10 cm dan jarak geogrid ke pondasi sebesar 0,75B.
Kelebihan
¨ Penulis
menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup
menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan
yang dilakukan penulis.
Kekurangan
¨ Penulis
tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil
pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨ Kurang
lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan
penulisan jurnal.
¨ Kurangnya analisis terhadap data dan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini. Sehingga pembaca tidak mengetahui alasan mengapa lebar pondasi tebesar dan jarak geogrid dengan pondasi terbesar akan menghasilkan daya dukung tanah terbesar.
¨ Kurangnya analisis terhadap data dan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini. Sehingga pembaca tidak mengetahui alasan mengapa lebar pondasi tebesar dan jarak geogrid dengan pondasi terbesar akan menghasilkan daya dukung tanah terbesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar