Selasa, 04 Desember 2018

PENULISAN DAN PRESENTASI | ANALISIS PENULISAN JURNAL TEKNIK SIPIL BIDANG KONSTRUKSI

ANALISIS JURNAL TEKNIK SIPIL
BIDANG KONSTRUKSI


Ø   JURNAL 1
Judul            :  Analisis Keruntuhan Bangunan Indutri Pada Saat Proses Konstruksi
Penulis         :  Layalia Lathifah, Wisnumurti, M.Taufik Hidayat
Link Jurnal  :  http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/310/272


Penjelasan Jurnal
“Konstruksi adalah susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya)”, selain itu konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Konstruksi juga dapat didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Beberapa definisi konstruksi berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar : proses, bangunan, kegiatan, bahasa dan perencanaan. Kegagalan konstruksi terjadi karena beberapa penyebab antara lain : banyaknya pihak yang terlibat, proses pelaksanaan yang unik, serta kondisi alam. Akibatnya, penyebab tersebut dapat menimbulkan permasalahan teknis maupun permasalahan non-teknis.
Struktur Baja Beberapa keuntungan dari baja sebagai bahan struktur adalah memiliki kekuatan tinggi, keseragaman, elastisitas, permanen, daktilitas, liat (Toughness) Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan, antara lain adalah biaya pemeliharaan, biaya perlindungan terhadap kebakaran, rentan terhadap buckling, fatik, keruntuhan getas.

Abstrak
Pada bagian abstrak, penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin menjelaskan penyebab kegagalan pada saat proses konstruksi diantaranya adalah dengan belum terpasangnya semua bagian secara lengkap, mengakibatkan kestabilan struktur terganggu. Beracuan pada grafik hubungan tegangan-regangan baja, dimana adanya tegangan ijin, leleh dan batas.

Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan pembahasan, penulis membuat analisis data dengan jelas beserta metode perhitungannya. Hasil dan Pembahasan Penulis membuat dua hipotesis yang memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya bangunan saat proses konstruksi. Hipotesis tersebut antara lain adalah beban berlebih yang menyebabkan kekuatan struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan fraktur/putus atau lendutan yang besar, atau ada beban aktual yang tidak diperhitungkan dalam perencanaan.

Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis membahas apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan kosntruksi, salah satunya bangunan industri tersebut masih dalam proses konstruksi dengan belum terpasangnya semua bagian secara lengkap, mengakibatkan kestabilan struktur terganggu. Beracuan pada grafik hubungan tegangan-regangan baja, dimana adanya tegangan ijin, leleh dan batas. Dari data tersebut dapat diketahui berapa besar beban yang bekerja sehingga dapat merobohkan bangunan.

Kelebihan
¨     Penulis menambahkan tabel pada setiap perhitungannya, sehingga perhitungan jurnal cukup cukup jelas dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan  perhitungan yang dilakukan penulis.
¨  Penulis menambahkan contoh perhitungan disetiap analisisnya, sehingga memudahkan pembaca untuk lebih mengerti..

Kekurangan 
¨  Pada bagian kesimpulan, penulis kurang membahas lebih lanjut mengenai penyebab keruntuhan sehingga penjelasan yang ada lebih kepada penjelasan-penjelasan umum mengenai sifat baja. Penulis hanya menjelaskan bahwa penyebab keruntuhan adalah karena adanya beban angin yang besar pada saat pembangunan sedang berjalan.



Ø   JURNAL 2
Judul           : Analisis Wilayah Tergenang dan Perilaku Banjir pada Simulasi Kegagalan Bendungan Ciawi
Penulis        : Dandi Wirustyastuko, Joko Nugroho
Link Jurnal : http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/2850/1437



Penjelasan Jurnal
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

Bendungan selain dapat berperan sebagai faktor yang dapat meningkatkan kemampuan (capacity) dalam menurunkan resiko terhadap bencana, bendungan dapat pula menjadi sebuah faktor ancaman bencana (hazard) baru. Bencana banjir besar dapat menjadi sebuah bencana baru bila sebuah bendungan mengalami keruntuhan. Air yang tertampung oleh bendungan akan mengalir menuju hilir bendungan dengan karateristik debit yang sangat besar serta kecepatan yang tinggi. Bila kapasistas tampung alur sungai tidak mampu menampung aliran maka air akan meluap ke arah kanan dan kiri dari alur sungai dan dapat menggenangi daerah hilir bendungan yang umumnya padat penduduk.

Abstrak
Pada bagian abstrak, penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin menyajikan hasil analisis wilayah yang berpotensi terkena genangan banjir apabila Bendungan Ciawi mengalami kegagalan dan membuat peta daerah bahaya bencana banjir. Analisis wilayah tergenang dan perilaku banjir dalam studi ini menerapkan program ZhongXing HY-21 untuk membuat hidrograf aliran keluar dari bendungan, menganalisis tinggi genangan dan cepat rambatan banjir serta mengetahui sebaran wilayah yang terkena genangan.

Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan pembahasan, penulis membuat analisis data yaitu analisis hidrologi, analisis spasial, analisis kerusakan bangunan, analisis penelusuran hidronamik banjir, analisis sebaran wilayah genangan dan resiko, analisis luas area dan genangan, analisis resiko genangan. Penulis dengan rinci menjelaskan dengan seksama analisis penyebab banjir sehingga dapat diketahui seberapa besar resiko wilayah yang terkena dampak banjir.

Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis dengan jelas menyimpulkan hasil jumlah wilayah yang terkena dampak genangan pada skenario kasus overtopping ; piping dengan inflow ; dan piping tanpa inflow untuk masing – masing kasus adalah 21 Kecamatan dari 6 Kabupaten; 20 Kecamatan dari 6 Kabupaten; dan 9 Kecamatan dari 2 Kabupaten, total Penduduk Terkena Resiko (Penris) Bencana terbesar untuk skenario kasus overtopping diperkirakan sebanyak 7.80.321 jiwa atau sebanyak 1.56.064 KK, klasifikasi bahaya bencana untuk daerah hilir Bendungan Ciawi secara umum termasuk dalam kategori dengan nilai 3 (Tingkat Resiko Menengah) dan kategori Daerah Bahaya Bencana 3 (tinggi genangan > 2 m), debit outflow maksimum pada saat terjadi rekahan akibat keruntuhan Bendungan Ciawi untuk skenario kasus overtopping ; piping dengan inflow ; dan piping tanpa inflow masing – masing adalah 31901,9 m 3 /s (pada waktu ±0,78 jam saat proses keruntuhan) ; 83690,9 m3 /s (pada waktu ±0,52 jam saat proses keruntuhan) ; dan 75503,2 m3 /s (pada waktu ±0,548 jam saat proses keruntuhan).

Kelebihan
¨   Penulis menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan yang dilakukan penulis.
¨   Penulis menambahkan gambar kontur dan gambar profil, sehingga tampilan jurnal cukup menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan yang dilakukan penulis.

Kekurangan
¨  Penulis tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨     Kurang lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.




Ø   JURNAL 3
Judul            :  Perencanaan Embung Blorong Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
Penulis         : Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto dan HariBudieny

Penjelasan Jurnal
Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.

Abstrak
Berdasarkan abstrak yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa abstrak tersebut sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu kekurangan air pada puncak musim kemarau antara bulan September sampai bulan Oktober. Data yang disajikan penulis sesuai dengan data yang diberikan oleh stasiun pengamatan hujan wilayah DAS Embung Blorong.

Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis yaitu perhitungan debit banjir rencana yang digunakan adalah metode Hidrograf Sintetik Satuan (HSS) Gama I dengan periode ulang 25 tahun Q25 503,756 m3/detik. Embung Blorong direncanakan dengan tinggi 19 meter (elevasi +58 m) yang memiliki volume efektif tampungan 1.589.706 m3 dengan bangunan pelimpah pada elevasi +53 m dan menggunakan kolam olakan USBR tipe IV. Rencana Anggaran dan Biaya untuk pembuatan Embung Blorong sebesar Rp. 24.242.419.000,00.

Kesimpulan
Dari semua isi jurnal penulis sudah menjelaskan secara detail dari tujuan jurnal tersebut. Dengan demikian, kesimpulan dari jurnal tersebut adalah Embung Blorong dapat memberikan suplai air pada saat puncak musim kemarau yaitu pada bulan September dan Oktober bagi Daerah Irigasi Kedung Pengilon, perhitungan debit banjir rencana yang digunakan adalah metode Hidrograf Sintetik, satuan (HSS) Gama I dengan periode ulang 25 tahun Q25 503,756 m3/detik, Embung Blorong direncanakan dengan tinggi 19 meter (elevasi +58 m) yang memiliki volume efektif tampungan 1.589.706 m3 dengan bangunan pelimpah pada elevasi +53m dan menggunakan kolam olakan USBR tipe IV, rencana Anggaran dan Biaya untuk pembuatan Embung Blorong sebesar Rp.24.242.419.000,00.

Kelebihan
¨    Penulis menggunakan bahasa penulisan yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan
        ¨      Kurang lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.




Ø   JURNAL 4
Judul       : Pengaruh Rasio Tulangan Bambu Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Bambu  Dengan Campuran Serat Bambu Dan Agregat Kasar Batu Apung
Penulis        : Muhammad Faizal, Sri Murni Dewi, Christin Remayanti N

Penjelasan Jurnal
Bambu merupakan suatu bahan bangunan yang diperoleh dari hasil penebangan rumpun-rumpun bambu di hutan rimba alami atau hasil budidaya. Diametersdfdan ukuran panjang batang tergantung dari jenis bambu yang dapat tumbuh hampir di seluruh daerah Indonesia. Secara botani12bambu adalah jenis rumput-rumputan monokotil yang tumbuh liar merumpun dan meraksasa. Sifat mekanika!bambu yaitu modulus elastisitas berkisar (2,38-10,10) GPa, kuat tekansdfsejajar serat berkisar (29,33- 58,43)MPa, kuat tarik sejajarsdarah serat berkisar (115,3-309,3)MPa, kuat lentur bambu berkisar (12,83-66,3) MPa,dkuat geser berkisar (3,95-6,14) MPa, dan kuat belah berkisar (4,14-5,82) MPa.

Balok merupakan elemena struktur yang identik menahan lentur. Komponenkomponensdbalok beton bertulang yang berperan dalam menahan lentur yaitu teganganrtbeton, dan tegangan tulangan baja.

Abstrak
Pada bagian abstrak, penulis sudah cukup jelas dalam menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh sang penulis. Penulis melakukan penelitian dengan maksud menentukan apakah rasio tulangan bambu berpengaruh terhadap kuat lentur balok beton bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung. Sedangkan tujuan dari sang penulis berharap bahwa mereka dapat menciptakan suatu inovasi baru untuk rumah tahan gempa demi kemajuan teknologi dibidang teknik sipil.

Hasil dan Pembahasan
Penulis membuat suatu inovasi dalam campuran beton ringan untuk membuat rumah tahan gempa karena semakin ringan suatu beton akan berpengaruh terhadap gaya gempa yang terjadi. Campuran beton ringan yang digunakan ialah batu apung sebagai agregat kasarnya, serat bambu sebagai campuran beton, dan bambu sebagai tulangannya untuk mengetahui kuat lentur antara pengaruh rasio tulangan bambu terhadap kuat lentur balok beton bertulang bambu. Dari percobaan yang telah dilakukan oleh penulis didapatkan rasio tulangan bambu dapat meningkatan beban maksimum balok, namun tidak signifikan karena hanya 10,7% - 11,4% dan rasio tulangan bambu 1,5% dapat menurunkan lendutan yang terjadi pada benda uji balok saat kondisi elastis sebesar 17,5% - 39,4%, serta meningkatkan kekakuan sebesar 18,5 % - 62,9%. Nilai rata - rata lendutan dan kekakuan pada kondisi elastis yang dapat ditahan oleh balok dengan rasio tulangan bambu 1,5% sebesar 0,27 mm dan 793,87 kg/mm.
Berdasarkan analisis dan perhitungan ulang yang telah dilakukan baik perhitungan, data maupun grafik dari hasil perhitungan tidak ditemukan suatu kesalahan. Itu berarti pengujian yang dilakukan oleh sang penulis sudah sesuai dengan penulisan tersebut.

Kesimpulan
Dari semua isi jurnal penulis sudah menjelaskan secara detail dari tujuan percobaan tersebut. Dengan demikian, bila suatu jenis tanah lempung ekspansif di campurkan dengan bahan adiktif akan mempengaruhi peningkatan nilai daya dukung tanah. Semakin besar jarak antar kolom, nilai daya dukung semakin menurun. Sedangkan, semakin besar panjang kolom, nilai daya dukung semakin meningkat.

Kelebihan
¨   Penulis menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan yang dilakukan penulis.
¨    Penulis menggunakan bahasa penulisan yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan
¨   Penulis tidak mengecek kembali jurnal, sehingga banyak beberapa kata yang salah penulisan.
¨ Penulis tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨  Kurang lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.




Ø   JURNAL 5
Judul            : Pengaruh Lebar Pondasi dan Jarak Lapis Geogrid ke Pondasi Terhadap Daya Dukung Tanah Pasir pada Pondasi Menerus  
Penulis         : Muhammad Satria Bayu Aji, Arief Rachmansyah, As’ad Munawir

Penjelasan Jurnal
Geogrid adalah bahan Geosynthetic yang digunakan untuk memperkuat tanah. Geogrid biasanya digunakan untuk memperkuat sebagai dinding penahan, serta subbases atau subsoils bawah jalan atau bangunan. Sebagai pemisah tanah dibawah ketegangan. Dibandingkan dengan tanah, geogrids kuat dalam ketegangan. Hal ini memungkinkan geogrid mentransfer kekuatan untuk area yang lebih besar dari tanah untuk menghindari hal buruk yang akan terjadi.

Dalam penelitiannya oleh Nurly Gofar dan Bakrie Oemar (1990) juga pada penelitian Manfred R. Hausman (1990)disimpulkan bahwa dasar dari pemakaian geogrid adalah pembentukan ikatan antara bahan pengisi (tanah) dan elemen perkuatan geosintetis akibat terjadinya gesekan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gesekan yang terjadi pada dasarnya merupakan fungsi dari sifat bahan perkuatan atau geogrid itu sendiri dengan besarnya butiran tanah.

Abstrak
Pada bagian abstrak, penulis sudah dengan jelas menggambarkan isi jurnal secara global. Latar belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan jurnal sudah dicakup pada bagian abstrak ini. Tujuan penulis mengangkat materi ini adalah penulis ingin mengetahui apa saja yang mempengaruhi kinerja geogrid agar dihasilkan peningkatan daya dukung tanah yang maksimal. Dengan perbandingan berbagai variabel bebas dalam perhitungan daya dukung tanah berupa variasi jarak geogrid ke pondasi dan variasi lebar pondasi.

Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan pembahasan, penulis membuat perhitungan untuk mencari daya dukung tanah dan membandingkan hasilnya dengan ketiga variabel bebas yang telah dikerjakan sebelumnya. Selain membandingkan daya dukung tanah antar variabel bebas, penulis juga menjelaskan mengenai perhitungan daya dukung tanah tanpa perkuatan. Penjelasan mengenai daya dukung tanah dijelaskan secara terperinci dan jelas, penulis juga melengkapi perhitungan dengan grafik yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas dengan daya dukung tanah. Sehingga pembaca dapat dengan mudah melihat hasil perhitungan yang memiliki daya dukung tanah terbesar.

Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis menyimpulkan bahwa semakin lebar ukuran pondasi dan semakin besar jarak dari geogrid ke pondasi maka daya dukung tanah yang dihasilkan akan semakin besar. Sehingga dalam perhitungan ini daya dukung tanah terbesar adalah saat ukuran lebar pondasi 10 cm dan jarak geogrid ke pondasi sebesar 0,75B.

Kelebihan
¨   Penulis menambahkan grafik pada setiap perhitungannya, sehingga tampilan jurnal cukup menarik dan pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan perbandingan perhitungan yang dilakukan penulis.

Kekurangan
¨  Penulis tidak mencantumkan contoh perhitungan, yang ada hanya tabel dengan hasil pengolahan data yang membuat perhitungan jurnal kurang dimengerti pembaca.
¨    Kurang lengkapnya format penulisan jurnal karena tidak sesuai dengan tahapan perencanaan penulisan jurnal.
¨    Kurangnya analisis terhadap data dan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini. Sehingga pembaca tidak mengetahui alasan mengapa lebar pondasi tebesar dan jarak geogrid dengan  pondasi terbesar akan menghasilkan daya dukung tanah terbesar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar